Minggu, 05 Maret 2017

Eksplorasi Geofisika


Geofisika adalah ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip fisika untuk mengetahui dan memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan bumi (Santoso, 2002). Perkembangan ilmu ini diawali dengan aplikasi-aplikasi dalam kajian eksplorasi mineral pada awal abad ke-20 (Singh, 2013). Aplikasinya semakin meningkat seiring dengan keberhasilannya dalam mendeteksi fenomena seperti mineral dan bahan tambang yang berada di bawah permukaan tanah (Weight, 2008). Perkembangannya semakin cepat sejak ditemukannya komputer pada tahun 1950-an sampai dengan 1960-an (Santoso, 2002).
Weight (2008) menyebutkan bahwa eksplorasi geofisika terdiri dari tiga tahapan, yaitu akuisisi data atau pengambilan data, pemrosesan data, serta interpretasi data yang telah diproses. Metode geofisika dalam kaitannya dengan eksplorasi sumberdaya airtanah telah banyak dikembangkan (Lagudu, 2013; Duerrast dan Srattakal, 2013), misalnya dengan menggunakan magnetik, elektromagnetik, gaya berat, kelistrikan dan seismik (Reynolds, 1997 dan Santoso, 2002). Pemanfaatan metode geofisika dilatarbelakangi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan studi dengan menggunakan data bor (Singh, 2013). Biaya yang relatif murah dengan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan pembuatan data bor dalam jumlah tertentu dan kedalaman tertentu menjadi alasan utama pemilihan metode eksplorasi geofisika khususnya terkait dengan aplikasinya untuk eksplorasi airtanah (Wischock, 2005). Namun demikian, Weight (2008) mengungkapkan bahwa eksplorasi geofisika memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

1. Kontras respon parameter geofisika antara satu material satu dengan material lain yang dianalisis seringkali samar-samar. Beberapa material seringkali memiliki karakteristik khas dengan rentang yang panjang dan beberapa memberikan respon yang hampir sama dengan material yang lain.
2. Resolusi yang dihasilkan seringkali rendah. Resolusi diartikan sebagai kemampuan untuk membedakan dua atau lebih kenampakkan dengan jelas. Resolusi ini juga terkait dengan kedetailan proses pengambilan data dan kemampuan sebuah metode untuk mengidentifikasi suatu kenampakkan yang berbeda.
3. Semua metode geofisika selalu memiliki gangguan (noise) dengan derajat tertentu. Noise diartikan sebagai gangguan yang menyebabkan hilangnya data, rusaknya data atau pengukuran yang tidak mencerminkan kondisi aslinya.
Metode eksplorasi geofisika dibagi menjadi dua, yakni metode aktif dan metode pasif (Weight, 2008). Metode aktif adalah metode yang menggunakan peralatan yang menghasilkan suatu tenaga atau sumberdaya sendiri, sedangkan metode pasif memanfaatkan tenaga atau sumberdaya yang dihasilkan secara alami oleh alam. Contoh metode aktif adalah geolistrik dan georadar, sedangkan contoh metode pasif adalah metode magnetik, elegtromagnetik, gaya berat dan seismik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar