Kamis, 02 Mei 2013

STRATEGI ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP BENCANA KEKERINGAN DI KAWASAN KARST KECAMATAN PANGGANG, GUNUNGKIDUL



Hendy Fatchurohman1, Ahmad Cahyadi2, Henky Nugraha3 dan Dhandhun Wacano4
1,2,3,4Karst Student Forum (KSF) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
1,2,3Jurusan Geografi Lingkungan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
2,3,4Magister Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS)
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada


INTISARI

Curah hujan yang cukup tinggi di Kecamatan Panggang (1875-2125 mm/tahun) tidak menjamin daerah tersebut berkecukupan dalam hal ketersediaan sumberdaya air untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduknya. Bentanglahan karst yang berkembang di wilayah tersebut menyebabkan kondisi permukaan kering. Kekeringan litologis ini menyebabkan masyarakat yang tinggal di daerah ini selalu mengalami bencana kekeringan setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) Mengidentifikasi potensi sumberdaya air di Kawasan Karst Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, (2) Mengidentifikasi dampak kekeringan yang dirasakan masyarakat di Kawasan Karst Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, dan (3) Mengidentifikasi strategi adapatasi masyarakat terhadap bencana kekeringan di Kawasan Karst Kecamatan Panggang Kabupaten Gunungkidul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei wawancara dengan random sampling di setiap blok permukiman dan in-depth interview, di mana setiap blok permukiman diambil delapan responden secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumberdaya air alami yang dapat dimanfaatkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih di Kawasan Karst Kecamatan Panggang berasal dari telaga, mataair dan air hujan. Masyarakat juga memanfaatkan sumber air lain dari saluran PDAM yang berasal dari Sungai Bawah Tanah Ngobaran dan tangki penyedia air bersih yang diperoleh dari mataair. Dampak kekeringan yang dirasakan masyarakat meliputi  menurunnya jumlah produksi pertanian, dan kesulitan pemenuhan kebutuhan air akibat tidak adanya hujan, mengeringnya telaga dan menurunnya atau matinya debit dari mataair. Berbagai strategi adaptasi dilakukan dalam rangka bertahan menghadapi bencana kekeringan seperti optimalisasi fungsi telaga dan mataair pada musim penghujan. Pengurangan penggunaan air pada musim kemarau dan penetapan peraturan yang didasari kearifan lokal diterapkan untuk menjaga kelestarian sumber air.

Kata Kunci : Adaptasi,  Karst, Kekeringan, Sumberdaya Air


*Dalam: Sudarmadji; Haryono, E.; Adji, T.N.; Widyastuti, M.; Harini, R.; Nurjani, E.; Cahyadi, A.; Nugraha, H. 2013. Ekologi Kawasan Karst Indonesia: Sebuah Asa Menjaga Kawasan Karst. Yogyakarta: Deepublish.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar